Friday, October 01, 2004

EDISI 41 : 31 SEPTEMBER 2004

Ulah si Badu

Suatu hari, ketika mengadakan ulangan, seorang guru SD
Inpres di desa melihat kejanggalan pada seorang muridnya,
si Badu. Si Badu terlihat meludahi tangannya, kemudian
menggosokkan tangannya ke kepalanya berulang kali, lalu ia
kembali mengerjakan soal-soal.. Dan hal ini terus menerus
dilakukan apabila Badu berpikir keras...
Karena penasaran, setelah ulangan Badu dipanggil oleh Ibu Guru.
Guru: "Badu, kenapa selama ulangan kamu meludahi
tangan kamu, kemudian kamu gosokkan ke kepala?"
Badu: "Iya Bu, abis soalnya susah sih!"
Guru: "Terus kalo susah, kenapa kepalamu diberi ludah..?"
Badu: "Iya Bu, semalam, waktu saya sedang belajar, dari
kamar tidur Paman dan Bibi, yang baru kawin
minggu lalu, saya dengar Bibi bicara begini:
"Mas, aduuh,.. jangan dipaksa dong,..kalo susah,
kepalanya kasih ludah aja Mas.."
Guru: ?!!!!!

NGGAK TEGA

Eko: "Gua suka nggak tega ngeliat ada cewek berdiri kalau lagi naik
bus,
apalagi pas gua dapet duduk..."
Melan (kagum): "Terus, apa yang Mas Eko lakukan?"
Eko: "Gua langsung pura-pura tidur..."

WASIAT MBAH JO

Mbah Jo dirawat di rumah sakit. Menurut dokternya, asmanya sudah
kronis hingga perlu dipasangi selang oksigen. Sudah beberapa hari dia tidak
bicara dan seperti orang koma. Dikira sudah menjelang ajal, dan atas
keinginan mbah Jo juga, anaknya kemudian memanggil Mudhin Pengacara-nya untuk
menyusun surat wasiat,Selagi pak Mudhin sedang asik berdiskusi, tiba tiba Mbah
Jo megap-megap tidak bisa bernafas, mukanya pucat, tangannya bergetar. Dengan
bahasa isyarat mbah Jo minta diambilkan kertas dan alat tulis.
Dengan sisa-sisa tenaganya mbah Jo menulis surat dan diberikan ke
Mudhin.
Lalu pak Mudhin langsung menyimpan surat surat itu tanpa membacanya
karena pikirnya tidak tega membaca surat wasiat tersebut di depan mbah Jo.
Tak lama kemudian mbah Jo meninggal dunia.
Pada selamatan hari ke tujuh meninggalnya mbah Jo, Pak Mudhin
diundang untuk datang. Selesai memimpin sambutan do'a, pak Mudhin berpidato:
"Saudara-saudara sekalian, ini ada surat wasiat dari almarhum mbah
Jo yang belum sempat saya sampaikan, yang isinya pasti nasehat untuk anak
cucunya semua. Mari kita sama-sama membaca suratnya".
Pak Mudhin kemudian membaca surat tersebut, yang ternyata berbunyi :
"DHIN, JANGAN BERDIRI DISITU...! JANGAN INJEK SELANG OKSIGENKU...!"



Putus Asa

Sore-sore Muntiyadi duduk-duduk sambil melamun di warung,
pandangannya kosong sambil tangannya mengaduk es teh.
Tiba-tiba Paidi temannya, datang ngagetin dan terus langsung
mengambil minumannya Muntiyadi langsung di minum habis, maunya sih bercanda.
Muntiyadi menangis spontan tersedu-sedu, temennya, si Paidi, menjadi gugup.
"Hei!! kamu itu katanya tentara tetapi kok cengeng, minumanmu aku
minum aja kok nangis" kata Paidi.
"Satu hari ini aku baru sial dalam hidupku" kata Muntiyadi
"Kenapa, siapa tahu aku bisa membantu kamu," Kata Paidi kasihan
"Pagi tadi, aku di pecat karena menghilangkan senapan komandan,"
kata Muntiyadi
"Walah gitu aja, ndak usah dipikir, badan kamu tegap toh, jadi
bodyguard atau preman pasar masih bisa," kata Paidi
"itu sih belum seberapa, setelah dipecat, aku pulang cepat, sampai
rumah mendadak aku menangkap basah istriku baru indehoi dengan temenaku,'
Kata Muntiyadi lemas.
"Udah tidak usah dipikir. Istri kamu memang seperti itu sifatnya,
cerai aja, perempuan masih banyak yang bahenol," kata Paidi menghibur.
"Itu belum seberapa. Aku sudah putus asa, maunya sih bunuh diri
saja, Aku beli racun ikan terus aku campur dengan es teh, baru mau aku
minum mendadak kamu minum juga!"


Pameran Lukisan

Suatu hari seorang presiden sebuah negara berkembang pergi melihat
pameran lukisan-lukisan. Karena saat itu beliau mengalami sakit mata dan
penglihatannya kabur, maka ia mengajak satu ajudannya untuk
menuntunnya.
Presiden : "Wah, lukisan ini apik benar. Gambar ikannya bener-bener
hidup."
Ajudan: "Shttt... Jangan keras-keras Pak. Itu gambar buaya."
Kemudian mereka berpindah ke lukisan lain.
Presiden: "Gambar Gajah ini benar- benar gagah."
Ajudan: "Shttt... Ojo keras-keras Pak. Itu gambar banteng."
Presiden itu kemudian menahan diri memberi komentar sampai ia tiba
pada satu pojok ruang pameran dia berseru:
"Wah, sing iki apik tenan. Lukisan Gorila nya begitu nyata
anatominya."
Ajudannya langsung tertegun dan berkata: "Pssttt.... Jangan keras-
keras Pak. Itu cermin !


FOTOGRAFER UDARA

Seorang fotografer mendapat tugas dari editornya untuk mengambil
gambar kebakaran hutan yang sedang terjadi di Kalimantan. Si fotografer
segera berangkat ke lapangan terbang Pondok Cabe mencari pesawat ringan
Cessna yang disewa kantornya. Doi pun segera naik ke sebuah pesawat yang
mesinnya sedang hidup. "Woi, Mas! Buruan berangkat! Kita udah telat, nih!"
teriak si fotografer pada seorang laki-laki yang duduk di kursi pilot.
"Ya....iya...sabar, Pak," kata laki-laki itu gugup. Pesawat ringan itu
kemudian mengudara dengan susah payah. sesampainya di atas wilayah
udara Kalimantan, cuaca mendadak buruk dan penuh asap. "Mas, turunin
pesawatnya sedikit, bikin manuver, aku mau ngambil gambar nih!" kata si
fotografer..
"A...pa, Pak? Ngambil gambar??" tanya si lelaki. "Iya. Aku ini
fotografer
udara!" ."Apa??? Fotografer??? Jadi Bapak bukan instruktur terbang
yang mau Ngajarin saya cara mendarat?!!!"


Bencong Iseng

Suatu ketika Mandilah seorang lelaki ganteng di air terjun nan indah .....
Mandilah dia dengan menanggalkan semua pakaiannya ..
dan berkecipak-cipuk bermain dengan air ....
dari jarak kejauhan datanglah seorang banci berjalan dan
mendekat, mengintip lelaki tersebut yang sedang
mandi ...... .. si banci menikmatinya ....
dan ... UPPPS !!!! si Banci menginjak ranting ..."KKKRRRIIIIIEEEEK"
si lelaki terperenjat !!!
Lelaki : SIAPA TUCH ??
Banci : (diam saja ... takut ketahuan)....
karena tidak ada yang menjawab si Lelaki
melanjutkan mandinya,tetapi si Banci sial, dia jatuh terpeleset ,
"GUUUBRAAK"
Lelaki : SIAPA LAGI TUCH ? KALO GAK NGAKU GW SUMPEL
PAKE BARANG GW LOH!!!!
Banci : (girang ...dan menampakan mukanya sambil
bergaya seperti halnya BANCI) .... JANJI YA MAAS.....!!!!!!!