Friday, June 10, 2005

EDISI 63 : 10 JUNI 2005

Racun

Jake sedang berbaring di tempat tidur karena sakit... hanya menunggu waktu. Isterinya, Susan berada di sampingnya. Susan memegang tangan yang lemah dan menangis sesegukkan. Ketika Susan berdoa, ia memandang isterinya dan bibir yang pucat mulai berkata secara perlahan. "Susan, isteriku," ia berbisik.
"Suamiku, jangan berbicara, istirahatlah."

"Susan, saya harus mengakui sesuatu," ia berkata dengan lemah.
"Tidak ada yang perlu di akui," jawab Susan dengan bersedih.
"Semuanya baik-baik saja, tidurlah," kata isterinya sambil menangis.

"Tidak saya ingin mati dengan damai. Susan, saya telah berlaku curang dengan kakakmu, teman baikmu, dan ibumu."

"Saya tahu...," jawabnya. "Karena itulah saya meracuni kamu..."

Beda

Tiga cowok temen kuliah ketemu di sebuah cafe.

Bejo : Eh, Blo, kalo gak salah dulu kamu pacaran sama Dewi. Kenapa gak jadi menikah?

Tablo : Ortuku nggak setuju. Beda agama. Eh, kamu sama Cintya, gimana?

Bejo : Ortuku gak setuju. Beda etnik.

Temen ketiga, Jeko diam. Tablo dan Bejo menatapnya.

Berdua tanya, "Eh, Ko, gimana hubunganmu sama Karen.Katanya bubar juga, kenapa?

Jeko menarik napas : beda kelamin...!


Dungu

Diruang kuliah, seorang dosen senior sedang memarahi mahasiswanya:"menjawab saja tidak becus, eh malah bercanda dan ngobrol seenaknnya. Sekarang sia-sia disini, yang merasa dungu BERDIRI !!!! " sang dosen membentak.
Beberapa menit suasana hening. Tiba-tiba dari bangku belakang seorang mahasiswa berdiri.
" Jadi kamu yakin betul, kamulah si dungu itu ??? "
" Bukan begitu pak, saya cuma tidak tega melihat Bapak berdiri sendiri."



Dapat Undian 200 Juta

Seorang nenek hampir berusia 90 tahun, ketika ia memenangkan lotere berhadiah 200 juta rupiah. Sanak keluarganya sangat cemas mendengar berita ini, karena ia menderita penyakit jantung. Mereka kwatir bahwa berita itu akan mengejutkannya. "Kita lebih baik menyuruh dokternya saja untuk menyampaikan berita ini," usul anak yang tertua.
Dokter segera datang dan situasinya diterangkan kepadanya.
"Kalian tidakperlu cemas, " katanya, "Saya sudah terlatih dalam saat-saat genting semacamini. Saya yakin saya dapat menyampaikan kepadanya secara halus. Saya jaminkeselamatannya. Segalanya akan beres, bila saya yang menangani".
Dokter mendatangi nenek tua itu dan pelan-pelan mengutarakan tentang berbagai permainan.
"Nah," kata dokter,"seandainya nenek memenangkan lotere, apa yang akan nenek lakukan-katakanlah menang dua ratus jutarupiah."
"Apa yang akan saya lakukan?" nenek belik bertanya, "Akan saya berikan separuhnya kepada dokter. Pasti!"
Dokter itu jatuh mati karena serangan jantung.


Pertanyaan untuk sang Putri


Pada pemilihan putri Indonesia kemarin ada sebuah cerita yang tidak ter-expose. Cerita ini terjadi pada saat seleksi (wawancara) antara Juri dengan peserta dari DKI yang akhirnya jadi juara.
Begini ceritanya... :
Juri : ".........Selanjutnya, tolong anda sebutkan tokoh idola Anda..."
Putri DKI : "Ehm... sebagai seorang yang nasionalis, saya mengidolakan orang Indonesia... dia adalah PANGERAN DIPONEGORO"

Begitu mantap dan meyakinkan kata-kata yang meluncur dari putri DKIini...Juripun begitu terkesan dan kagum padanya, seorang gadis cantik dan muda muda seperti dia ternyata sangat nasionalis dan bangga dengan tokoh dalam negeri.
Kemudian Juri melanjutkan pertanyaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan-ringan saja, tentunya seputar Pangeran Diponegoro."Kalau begitu, anda pasti tahu kapan Pangeran Diponegoro meninggal kan?"

Tapi, reaksi sang putri sangat mengagetkan Juri, dengan terbata-bata dan penuh rasa kaget dia bertanya, "APPAAA ??? MENINGGAAALLL???...INNALILLAAHI ... "
Tentu saja Juri ikut-ikutan kaget dan kecewa dengan reaksi putri DKI itu.Singkat cerita, tanya jawab itu selesai sudah. Tapi, tidak demikian dengan sang putri DKI... Kabar mengenai meninggalnya Pangeran Diponegoro sangat menyedihkan hatinya. Sampai di luar ruangan, dia bergegas menemui salah seorang peserta lainnya, dari Yogya.Tanpa menunda waktu, putri DKI mengkonfirmasi kebenaran berita meninggalnya sang idola, Pangeran Diponegoro..."Mbak, maaf ya... apa benar sih Pangeran Diponegoro sudah meninggal???", begitu tanya putri DKI kepada putri Yogya.

Tentu saja pertanyaan itu menggelikan bagi putri Yogya...tapi, bagaimanapun dijawabnya juga, "Lho, kan sudah lama mbak... masa mbak nggak tahu sih ?"
Putri DKI langsung memotong, "Ooo, sudah lama ya, kok saya belum pernah denger ya ? Kapan sih mbak ???"

Dengan menahan geli, putri Yogya menjawab, "Yaa... sekitardelapan belas tigapuluh (1830) mbak... "
Kembali putri DKI memotong, "HAAHH... DELAPANBELAS TIGAPULUH ???,HABIS MAGHRIB DONG !!!".............................


Foto

Suatu hari sebuah kelas berfoto bersama. Setelah foto jadi, Bu Guru membujuk anak-anak untuk membeli, tiap orang satu foto.Iapun berkatakepada murid-muridnya, "Kalian seharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul. Foto ini akanmemberikan kenangan yang manis. Suatu hari nanti ketika kalian sudah besar-besar dan melihat foto ini, saya yakin kalian pasti akan senang".
Tak seorangpun berkata-kata, lalu Bu Guru melanjutkan, "Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto ini dan berkata, `Oh ini si Tina, sekarang jadi dokter. Ini Totok, sekarang jadi pejabat, ini Tari yang sekarang jadi artis, ini..."
Seorang murid lelaki di belakang menyela, "Yang ini Bu Guru, sekarang sudah meninggal."
Kisah

Kelahiran


“Papa.. cerita dong, tentang kelahiranku..”

“Hmm, anakku.. memang, sudah saatnya kamu tahu.. lima tahun lalu, papa dan mamamu pertama kali bertemu di sebuah chat room yahoo. via e-mail, kami janjian kopdar (kopi darat) di sebuah cyber-cafe. kami memesan tempat khusus. mama setuju untuk men-download dari hard disk papa. Segera papa bersiap meng-upload. ternyata tak satupun dari kami memakai firewall, dan sudah telat untuk memencet tombol delete. akhirnya sembilan bulan kemudian muncul pop-up kecil berisi pesan: you’ve got male..”