Friday, May 21, 2004

EDISI 29 : 21 MEI 2004

KONGLOMERAT MABUK

Pada malam hari seorang konglomerat sedang berjalan sempoyongan seperti orang
mabok. Di kejauhan ada yang memperhatikan gerak gerik sang konglomerat, yaitu
dua orang petugas.
Dua orang petugas itu menghampirinya dan bertanya:
Petugas 1 : " bapak mabok yah ?"
Konglomerat (sambil marah) : " Siapa bilang saya mabok "
Petugas 1 : "Bapak mabok yah ?? "
Konglomerat : "Saya tidak mabok ... mari kita buktikan"
Petugas 1 : "Baik."
Konglomerat : "Bapak ikut sama saya, mari kita naik mobil saya,
biarin saya yang nyetir .. "
Akhirnya kedua petugas itupun ikut dengan sang konglomerat, tak lama kemudian
sampailah di rumah konglomerat, walaupun di perjalanan mobil yang ditumpangi
kedua petugas itu oleng, tapi akhirnya sampai juga dirumah si konglomerat, rumah
konglomerat itu besar seperti istana dan ada pagar besinya.
Konglomerat pun turun hendak membukakan pintu besi, dikarenakan mabuk dia tak
tahu kunci yang mana atau nomornya berapa,tapi dengan waktu yang cukup lama
akhirnya terbuka juga pintu pagar rumahnya itu. Kemudian mereka pun masuk.
Konglomerat : "Nah ini rumah saya , saya akan buktikan kalo saya tidak mabuk,
saya akan buka pintu rumah saya."
Sama seperti kejadian waktu membuka pintu gerbang
Konglomerat : "Bagaimana, bapak masih menganggap saya mabuk, masa orang mabuk
masih bisa nyetir mobil, buka pintu "
Petugas 1 : "Iya Bapak tidak mabuk "
Konglomerat : "Mari saya buktikan lagi kalo saya tidak mabuk "
Kemudian mereka pun masuk ke dalam rumah seperti istana itu, si konglomerat pun
menunjukan kamar anak nya yang laki-laki.
Konglomerat : "Nah, ini kamar anak saya yang laki-laki itu dia sedang tidur,,
bagaimana apakah saya mabuk?"
Petugas : "Yah... bapak tidak mabuk "
Konglomerat : "Mari saya tunjukan kamar anak saya yang perempuan "
Lalu mereka pun berjalan menuju kamar anak konglomerat yang perempuan.
Konglomerat : "Nah itu anak prempuan saya sedang tidur .... apakah saya mabuk?"
Petugas : "Yah bapak tidak mabuk "
Konglomerat : "Mari saya tunjukan kamar saya dan istri saya diatas "
Kemudian mereka pun naik kelantai atas, dan sampailah pada kamar si konglomerat
dan istrinya, sikonglomerat pun membukakan pintu kamarnya, dan terlihatlah
istrinya sedang selingkuh dengan laki-laki lain, lalu si konglomeratpun berkata:
"Nah inilah kamar saya dan istri saya,dan itu yang disamping istri saya adalah
saya "

AWAS!!

Sepasang muda-mudi berduaan di tempat sepi. Sampai sejauh ini mereka belum
pernah melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Entah setan apa yang merasuki
mereka sehingga mereka sampai bugil ....
"Mas, jangan dimasukin.... Ingat janji kita dulu bahwa hal tsb hanya untuk malam
pengantin kita...!", si cewek masih kuat iman.
Tapi si cowok udah kebelet berat tetap merayu-rayu...
"Aduuuh.. dik! Nempel aja ya..."
Sekian lama hening, si cowok berkata lagi...
"Aduh.. dik....! Udah nggak tahan niiiih! Masukin Ya?"
"Jangan Mas.. AWAS KALAU BERANI....!"
"Pelan-pelan aja kok dik..."
"Mas!!! jangaaan! COBA KALAU BERANI, saya lapor polisi..."
Tapi, karena si cowok terlalu kuat menindih akhirnya hal "yang tak diinginkan"
itu terjadi juga....
Hening sesaat. Air mata Si cewek berlinang, menangis. Si cowok merasakan
penyesalan yang amat dalam! Ia telah melanggar janji mereka, Tapi apa daya semua
sudah terlanjur.
Cowok : "Maaf dik ya ... tadinya mau nempel aja... Tapi nggak sengaja masuk
juga... Sekarang mas cabut ya sayang?"
Cewek : "COBA KALAU BERANI ...."



TELEPON

"KRINGGGGG~~~KRINGGG~~~KRINGGGG~~!!!", bunyi telepon.

"Halo, selamat siang", jawab seorang wanita setengah baya.
"Lho, siapa ini?", terdengar sahut suara berat seorang pria.
"Oh, saya pembantu baru disini Pak. Saya baru kerja. Baru datang siang ini."
"Kalau begitu, Ibu mana?"
"Ibu sedang di kamar tidur Pak."
"Kalau begitu tolong panggilkan."
"Maaf Pak, Bapak siapa yah?"
"Saya suaminya."
"Hah, lha wong Ibu dikamar sama Bapak kok?!", si pembantu kaget
"Apa ?!?!?!" si Bapak lebih kaget lagi.
Si pembantu jadi bingung. "Nama kamu siapa?" tanya si Bapak lagi.
"Nama saya inem, Pak." jawab si Inem dengan gemetar.
"Inem, seperti apa laki-laki yang di kamar dengan ibu?"
"Rambutnya ikal, Pak. Dan pakai kaca mata.", jawab Inem dengan terbata-bata.
"KURANG AJAR !!! Pasti si Johan itu. INEM !!!", teriak Bapak.
"Ya pak?"
"Coba kamu intip, sedang apa mereka?"
"Aduh Pak, saya ngga berani"
"HEH !!! Saya Tuanmu tau !!! Cepat sana liat !!! Kalau tidak saya pecat kamu."
Dengan lutut gemetar, Inem berjalan sambil mengendap-endap menuju kamar
majikannya. Dengan tangan gemetar dibuka pintu kamar itu dengan sangat hati-hati
agar tidak diketahui orang yang didalam. Setelah itu dia melihat keadaan didalam
dan langsung ke telpon lagi.
"Halo Pak..."
"Yah, apa yang terjadi disana?" jawab Bapak dengan tidak sabar.
"Anu, pak ..."
"ANU APA ?! CEPAT CERITAKAN !!!" bentak si Bapak.
"Ibu sama laki-laki itu sedang tidur, Pak"
"Cuma tidur?" tanya si Bapak lagi dengan tidak sabar.
"Mereka berdua sedang tidur tapi tidak pakai baju."
"APA ?!?!?! KURANG AJAR !!! SUDAH SAYA DUGA !!! DASAR ISTRI SIALAN !!!!", maki
si Bapak. "INEM !!!", panggil si Bapak lagi dengan teriak tentunya.
"Iya Pak"
"Cepat ambil tali dan ikat tangan dan kaki mereka berdua, CEPAT !!!"
"Aduh Pak, kalau ini saya benar-benar nggak berani Pak", jawab Inem dengan suara
yang hampir menangis.
"Dasar kamu bodoh !!! Hayo cepat laksanakan nanti saya kasih uang 1 juta"
perintah si Bapak dengan tidak sabar. Karena diiming-imingi uang, timbul
keberanian si Inem. Langsung diletakkan gagang teleponnya dan larilah dia ke
dapur untuk mencari tali. Setelah di dapatkan talinya dengan mengendap-endap
Inem masuk ke kamar majikannya. Dengan sangat hati-hati agar tidak terbangun,
pertama dia ikat tangan si Pria lalu kakinya.
Kemudian dia ikat tangan dan kaki si Ibu. Tapi sial, karena gugup tanpa sadar si
Ibu terbangun. Melihat keadaan dirinya yang di ikat, si Ibu teriak: "INEM. APA
YANG KAMU LAKUKAN ?! Kamu mau merampok yah ?!"
"Maaf Bu, saya disuruh Bapak." langsung si inem lari ke arah telpon,
meninggalkan nyonya majikannya yang berteriak-teriak dengan marahnya dan si Pria
yang mulai terbangun juga.
"Pak, sudah saya ikat Pak" lapor si Inem dengan ngos-ngosan.
"Bagus, sekarang ambil kamera di meja kerja saya ..."
"Meja kerja Bapak dimana?", potong si Inem.
"Gimana sih kamu ini. Itu yang di bawah tangga."
"Tangga???" si Inem kebingungan "Di rumah ini kan ngga ada tangganya, Pak. Nggak
ada tingkat.", timpal Inem. Hening sesaat.
"Berapa nomor telpon ini?", tanya si Bapak
"8902076, Pak", jawab si Inem dengan polos.
"Maaf salah sambung." "KLIK", suara telpon ditutup.

INSTRUKSI

Aminah mendapat suami yang kurang pendengarannya, alias rada budek. Suatu hari,
ketika mereka sedang kedatangan tamu, Aminah bermaksud membuatkan minuman kopi
susu untuk para tetamunya.
Tetapi ia lupa bahwa persediaan susu di dapur habis, sementara yang baru
tertinggal di mobil. Kebetulan saat itu suaminya mengambil korek api di dapur
untuk menyalakan rokok sang tamu.
"Mas, tolong ambilkan susu yang ketinggalan di mobil, dong!"
Suami pergi, lalu datang lagi dengan menyerahkan buku.
"Kok buku sih? Susu, Mas...!"
Suami pergi, lalu datang lagi dengan membawa palu.
"Aduuuuh, ini kok malah palu yang diambil?"
"Habis apa yang harus kuambil?!"
Karena jengkel, Aminah melepaskan BHnya dan menunjukkan buah dadanya. Sang suami
manggut-manggut.
"Oooo, ya,ya... aku ngerti sekarang!" kata sang suami, lalu buru-buru melepas
semua pakaiannya dan menciumi sang istri.